Article Detail

Dongeng “Legenda Gunung Tidar” Mendapat Apresiasi dari Walikota Magelang

“...Tidak mudah kalian mengalahkan aku... silahkan keluarkan seluruh kemampuanmu...aku Raden Tidar tak akan mundur dan gentar...” Penggalan dongeng Legenda Gunung Tidar yang kembali dibawakan oleh Ignatius Hariyadi S.Pd atau yang lebih akrab dipanggil Pak Hari dalam acara Penyerahan Penghargaan Bagi Insan Pendidikan Kota Magelang. 

Acara tersebut merupakan puncak peringatan  HUT PGRI ke 67 dan Hari Guru Nasional ke 18 Tahun yang diselenggarakan di Aula SMA Negeri 4 Magelang pada hari Kamis 20 Desember 2012 yang dihadiri oleh Bapak Walikota Magelang Ir Sigit Widyonindito MT dan Ketua PGRI Kota Magelang Tri Widodo S.Pd. Dongeng Legenda Gunung Tidar tersebut sebelumnya pernah dibawakan ketika final lomba mendongeng antar guru dan meraih Juara I tingkat Kota Magelang.

Ironis memang, diantara tamu undangan yang sebagian besar adalah penduduk asli Kota Magelang, banyak yang belum pernah mendengar cerita Legenda Gunung Tidar. Memang cerita Legenda Gunung Tidar tidak setenar cerita Sangkuriang, Malin Kundang, Timun Emas, Legenda Candi Prambanan  atau cerita dongeng nusantara lainnya, maka dari itu Pak Hari yang setiap harinya mengajar mapel geografi di SMP Tarakanita Magelang ini mencoba mengangkat cerita bertema kearifan budaya lokal, karena bagaimanapun Gunung Tidar merupakan aset wisata budaya Kota Magelang. Dalam pementasan dongeng tersebut, Pak Hari benar-benar all out dengan mempergunakan properti yang lumayan banyak. Selain ular raksasa, gunungan dan boneka, Pak Hari juga menambahkan busur panah dan pedang sehingga performnya menjadi semakin menarik dengan jurus-jurus silat dan permaianan pedang. Kemudian sisipan-sisipan banyolan di beberapa adegan cerita mampu membuat geerrrr para tamu undangan dan pada salah satu adegan, pak hari melantunkan penggalan lagunya Ariel-Noah separuh aku yang langsung disambut dengan tepuk tangan meriah.

 â€œDalam kesempatan ini,saya ingin memberikan apresisasi pada Pak Hari, pemenang lomba mendongeng  yang baru saja tampil.  Sungguh luar biasa sekali..saya heran,kok bisa menghapalkan cerita dari awal sampai akhir secara runtut, kemudian mampu memerankan seorang bapak, memerankan seorang ibu dan yang lebih mengherankan lagi, bisa menirukan suara tangisan bayi..kok ya bisa mirip ya...” ucap Walikota Magelang, Ir Sigit Widyonindito MT di awal sambutannya. Meskipun basic keilmuan bukan dari sastra Indonesia atau sastra Jawa namun Pak Hari mampu menampilkan pertunjukan dongeng  dengan durasi waktu 15 menit dengan sangat menarik. Pihak panitia memang sengaja menyajikan pementasan dongeng Legenda Gunung Tidar ini diantara sambutan dari Ketua PGRI Kota Magelang dan sambutan Walikota Magelang, sehingga waktu pementasan pun agak mundur karena menunggu kedatangan Bapak Walikota.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment